wali songo adalah tokoh-tokoh agama yang mensyiarkan agama islam di pulau jawa. jumlah daripada tokoh agam tersebut ada sembilan :
1.Sunan Gresik (
Maulana Malik
Ibrahim)
Metode Dakwah Maulana Malik Ibrahim
“Sesampainya di desa Sembalo, dekat Leran, Maulana Malik
Ibrahim mulai hidup di tengah-tengah masyarakat Jawa dan menyimak situasi medan
dakwahnya. Setelah ber’nasil menyimpulkan langkah apa yang tepat untuk
dilaksanakan di dalam menyiarkan Islam, maka beberapa metode dakwah pun
dipraktekkan, antara lain adalah:
Berjualan keperluan hidup masyarakat sehari-hari
Berjualan dan berdagang bukanlah metode, tetapi sarana untuk
melaksanakan metode yang paling tepat dengan berjualan yakni mengakrabi
masyarakat. Masyarakat harus didekati dan diakrabi, hingga Maulana Malik
Ibrahim mengenal mereka. Mulai nama orang, keluarganya, situasi sosial ekonomi
dan kondisi kehidupannya, hobi dan wataknya serta sifat-sifatnya, bahkan
hal-hal yang agak pribadi pun diketahuinya.
Menjadi Tabib
“Apalagi beliau juga pandai mengobati berbagai macam
penyakit, hal ini semakin mengharumkan nama beliau. kebanyakan orang-orang yang
sakit berobat atau minta obat kepada beliau, menjadi sembuh. Orang yang sembuh
dari penyakit karena diobati oleh Maulana Malik Ibrahim, menjadi tersebar
beritanya ke seluruh kampung.
Apalagi di dalam mengobati orang sakit itu beliau
mendahuluinya dengan bacaan basmallah dan dengan doa-doa yang bisa didengar
oleh orang yang menyaksikannya. Hal ini menjadikan Islam semakin terkenal di
tengah-tengah masyarakat yang masih memeluk kepercayaan agama Siwa dan Kejawen.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar, Sunan Ampel
umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya bertempat
di Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu pusat ia menyebarkan agama
Islam di Jawa. sebagai seorang ulama yang giat berdakwah, sunan ampel mempunyai
ajaran yang terkenal dengan sebutan “molimo” yang artinya lima perkara yang
terlarang. Lima diantaranya adalah Emoh main ( tidak mau main judi), emoh
Ngumbi (tidak mau minum minuman yang memabukkan), emoh madat (tidak mau
mengisab ganja), emoh maling (tidak mau mencuri), emoh madon (tidak mau main
perempuan yang bukan istrinya)
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Tempat Sunan bonang dakwah tersebar luas didaerah jawa,
terutama kawasan lasem, kabupaten Rembang. Sunan Bonang banyak berdakwah
melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia
dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih
sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan
memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya.
Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek
van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan
Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat
pada tahun 1525. Ia dimakamkan di daerah Tuban, Jawa Timur.
4.Sunan Drajat
sunan derajat terkenal juga dengan kegiatan sosialnya.
Dialah wali yang memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Ia
adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama
Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia
menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat,
sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara
mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran,
Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan
Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan.
Sunan Drajat diperkirakan wafat pada 1522.
5.sunan kudus ( Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan)
Daerah dakwah sunan kudus adalah daerah jawa terutama pada
derah kudus. Strategi sunan kudus dalam dakwahnya adalah dengan menggunakan
pendekatan structural yaitu dengan mengislamkan penguasa, seperti kesultanan
demak dan Cirebon. Sunan kudus juga menggunakan pendekatan cultural yaitu
dengan membangun masjid. Masjid tersebut digunakan sebagai pusat kegiatan
pendidikan dan penyebaran agama islam.
6.Sunan Giri( Raden Paku atau Ainul Yaqin)
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Ia mendirikan
pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai
pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke
kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri
Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
Ia kemudian mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah
perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung.
Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu
pusat penyebaran agama Islam di Jawa. Pengaruh Giri terus berkembang sampai
menjadi kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan
sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan
Agung.
Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering
dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan
anak seperti Jelungan, dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu
instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
7.Sunan Kalijaga(Raden Said)
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama
Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh
Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan
kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit
dan tembang suluk. Tembang suluk lir-Ilirdan Gundul-Gundul Pacul umumnya
dianggap sebagai hasil karyanya. Pusat dakwahnya adalah di kadilangu, Demak.
8.Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan
Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga dari isterinya yang bernama Dewi
Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan
Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus.beliau juga sebagai
muballigh yang menyiarkan agama Islam di sekitar gunung Muria (kudus). Di dalam
rangka menyiarkan agama Islam itu beliau juga menggunakan berbagai kepandaian
dan ketrampilan di bidang kesenian, maka kecuali sebagai muballigh, beliau juga
sebagai seniman yang menggunakan kesempatan di dalam dakwahnya itu dengan alat
kesenian
Contohnya Sunan Muria menciptakan lagu "Sinom" dan
"Kinanti"
9.Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Dalam melakukan dakwah penyebaran Islam di wilayah Cirebon
dan tatar Sunda pada umumnya. Sunan Gunung Jati
memainkan peran ganda. Disamping posisinya sebagai seorang ulama bahkan
mendapat gelar Waliyullah, dan mendapat gelar Sayidin Panatagama atau dalam
tradisi Jawa dianggap sebagai wakil Tuhan di dunia (Lasmiyati, 1995 : 33-34),
juga memainkan peran sebagai seorang raja. Berangkat dari hal inilah Cirebon
yang semula hanyalah sebuah pedukuhan berubah menjadi kasunanan.
Sepanjang perjalanan dakwah penyebaran islam di Cirebon,
dalam catatan beberapa ahli sejarah, Sunan Gunung Jati juga memainkan peranan
yang sangat strategis, terutama keberhasilannya dalam melakukan Islamisasi di
wilayah kerajaan Sunda Galuh Pakuan Pajajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar