Jumat, 12 Juni 2015

TOKOH WALI SONGO



wali songo adalah tokoh-tokoh agama yang mensyiarkan agama islam di pulau jawa. jumlah daripada tokoh agam tersebut ada sembilan : 
1.Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Metode Dakwah Maulana Malik Ibrahim
“Sesampainya di desa Sembalo, dekat Leran, Maulana Malik Ibrahim mulai hidup di tengah-tengah masyarakat Jawa dan menyimak situasi medan dakwahnya. Setelah ber’nasil menyimpulkan langkah apa yang tepat untuk dilaksanakan di dalam menyiarkan Islam, maka beberapa metode dakwah pun dipraktekkan, antara lain adalah:
Berjualan keperluan hidup masyarakat sehari-hari
Berjualan dan berdagang bukanlah metode, tetapi sarana untuk melaksanakan metode yang paling tepat dengan berjualan yakni mengakrabi masyarakat. Masyarakat harus didekati dan diakrabi, hingga Maulana Malik Ibrahim mengenal mereka. Mulai nama orang, keluarganya, situasi sosial ekonomi dan kondisi kehidupannya, hobi dan wataknya serta sifat-sifatnya, bahkan hal-hal yang agak pribadi pun diketahuinya.
Menjadi Tabib

“Apalagi beliau juga pandai mengobati berbagai macam penyakit, hal ini semakin mengharumkan nama beliau. kebanyakan orang-orang yang sakit berobat atau minta obat kepada beliau, menjadi sembuh. Orang yang sembuh dari penyakit karena diobati oleh Maulana Malik Ibrahim, menjadi tersebar beritanya ke seluruh kampung.
Apalagi di dalam mengobati orang sakit itu beliau mendahuluinya dengan bacaan basmallah dan dengan doa-doa yang bisa didengar oleh orang yang menyaksikannya. Hal ini menjadikan Islam semakin terkenal di tengah-tengah masyarakat yang masih memeluk kepercayaan agama Siwa dan Kejawen.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar, Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu pusat ia menyebarkan agama Islam di Jawa. sebagai seorang ulama yang giat berdakwah, sunan ampel mempunyai ajaran yang terkenal dengan sebutan “molimo” yang artinya lima perkara yang terlarang. Lima diantaranya adalah Emoh main ( tidak mau main judi), emoh Ngumbi (tidak mau minum minuman yang memabukkan), emoh madat (tidak mau mengisab ganja), emoh maling (tidak mau mencuri), emoh madon (tidak mau main perempuan yang bukan istrinya)
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Tempat Sunan bonang dakwah tersebar luas didaerah jawa, terutama kawasan lasem, kabupaten Rembang. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Ia dimakamkan di daerah Tuban, Jawa Timur.
4.Sunan Drajat
sunan derajat terkenal juga dengan kegiatan sosialnya. Dialah wali yang memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat pada 1522.
5.sunan kudus ( Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan)
Daerah dakwah sunan kudus adalah daerah jawa terutama pada derah kudus. Strategi sunan kudus dalam dakwahnya adalah dengan menggunakan pendekatan structural yaitu dengan mengislamkan penguasa, seperti kesultanan demak dan Cirebon. Sunan kudus juga menggunakan pendekatan cultural yaitu dengan membangun masjid. Masjid tersebut digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan penyebaran agama islam.
6.Sunan Giri( Raden Paku atau Ainul Yaqin)
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
Ia kemudian mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.
Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
7.Sunan Kalijaga(Raden Said)
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk lir-Ilirdan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Pusat dakwahnya adalah di kadilangu, Demak.
8.Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga dari isterinya yang bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus.beliau juga sebagai muballigh yang menyiarkan agama Islam di sekitar gunung Muria (kudus). Di dalam rangka menyiarkan agama Islam itu beliau juga menggunakan berbagai kepandaian dan ketrampilan di bidang kesenian, maka kecuali sebagai muballigh, beliau juga sebagai seniman yang menggunakan kesempatan di dalam dakwahnya itu dengan alat kesenian
Contohnya Sunan Muria menciptakan lagu "Sinom" dan "Kinanti"
9.Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Dalam melakukan dakwah penyebaran Islam di wilayah Cirebon dan tatar Sunda pada umumnya. Sunan Gunung Jati  memainkan peran ganda. Disamping posisinya sebagai seorang ulama bahkan mendapat gelar Waliyullah, dan mendapat gelar Sayidin Panatagama atau dalam tradisi Jawa dianggap sebagai wakil Tuhan di dunia (Lasmiyati, 1995 : 33-34), juga memainkan peran sebagai seorang raja. Berangkat dari hal inilah Cirebon yang semula hanyalah sebuah pedukuhan berubah menjadi kasunanan.

Sepanjang perjalanan dakwah penyebaran islam di Cirebon, dalam catatan beberapa ahli sejarah, Sunan Gunung Jati juga memainkan peranan yang sangat strategis, terutama keberhasilannya dalam melakukan Islamisasi di wilayah kerajaan Sunda Galuh Pakuan Pajajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar